Meski Kebanjiran, Jemaat Gereja di Rungkut Surabaya Tetap Merayakan Natal

Di tengah guyuran hujan lebat yang menyebabkan banjir di beberapa wilayah Surabaya pada Rabu, 25 Desember 2024, semangat Natal tidak sedikitpun surut. Di Rungkut, Surabaya, meskipun rumah-rumah terendam, para jemaat gereja menunjukkan ketabahan luar biasa dengan tetap merayakan Natal, mencari kekuatan dan harapan dalam iman mereka. Kisah ini menjadi cerminan resilience komunitas dalam menghadapi tantangan alam.

Salah satu keluarga yang mengalami dampak langsung adalah keluarga Bapak Cahaya (39). Rumahnya di Perumahan Griya Mapan Sentosa terendam banjir setinggi lutut orang dewasa sejak malam Natal, 24 Desember 2024. Akibatnya, rencana Bapak Cahaya bersama istri, anak, dan ibunya untuk menghadiri kebaktian Malam Natal di Gereja Kristen Jawi Wetan, Rungkut, terpaksa ditunda. “Air masuk rumah sejak sore, jadi kami tidak bisa keluar,” tutur Bapak Cahaya saat diwawancarai pada Kamis pagi, 26 Desember 2024. Namun, semangat mereka tidak padam.

Meskipun harus menembus genangan air, Bapak Cahaya dan keluarganya memutuskan untuk tetap datang ke gereja pada Hari Natal, 25 Desember 2024, untuk mengikuti kebaktian. Mereka mengenakan pakaian putih sederhana, menunjukkan bahwa esensi perayaan Natal jauh lebih penting dari kemewahan. Mereka bertemu dengan jemaat gereja lainnya yang juga datang dalam kondisi serupa, berbagi cerita dan menguatkan satu sama lain. Pendeta Gereja Kristen Jawi Wetan, Bapak Petrus Wijaya (55), dalam khotbahnya menyampaikan pesan tentang harapan, kekuatan, dan ketahanan di tengah cobaan. “Natal adalah tentang kehadiran Tuhan dalam situasi apapun, bahkan saat kita diuji,” kata Pendeta Petrus, disambut anggukan dari para jemaat gereja.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya melaporkan bahwa hingga pukul 10.00 WIB pada 25 Desember 2024, sekitar 15 RT di wilayah Rungkut masih terendam banjir dengan ketinggian bervariasi antara 30 hingga 60 sentimeter. Pihak kepolisian dari Polsek Rungkut juga diterjunkan untuk membantu evakuasi warga dan mengatur lalu lintas yang terganggu. Meskipun demikian, pihak gereja telah berkoordinasi dengan relawan untuk memastikan jalur menuju gereja tetap aman dan dapat diakses.

Kisah perayaan Natal di tengah banjir ini menjadi bukti nyata bahwa semangat kebersamaan dan iman dapat mengatasi berbagai rintangan. Para jemaat gereja di Rungkut menunjukkan bahwa makna Natal bukan hanya tentang perayaan fisik, tetapi juga tentang kekuatan spiritual yang ditemukan dalam komunitas dan keyakinan, bahkan di saat-saar sulit.