Tragis, Mahasiswa Surabaya Diduga Depresi Lompat dari Lantai 22 Apartemen
SURABAYA – Sebuah peristiwa tragis menggemparkan warga Surabaya pada Kamis (8/5/2025) malam. Seorang mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta di Surabaya ditemukan meninggal dunia setelah diduga kuat melakukan bunuh diri dengan cara melompat dari lantai 22 sebuah apartemen di kawasan Jalan Mayjen Sungkono. Korban yang diketahui berinisial RA (21 tahun) diduga mengalami diduga depresi sebelum mengakhiri hidupnya. Pihak kepolisian dari Polsek Dukuh Pakis segera melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) setelah menerima laporan dari pihak keamanan apartemen sekitar pukul 20.30 WIB.
Menurut keterangan sejumlah saksi, termasuk rekan-rekan korban, RA dikenal sebagai sosok yang pendiam dan belakangan ini menunjukkan perubahan perilaku yang mengarah pada indikasi diduga depresi. Beberapa hari terakhir, korban terlihat lebih sering menyendiri dan jarang berinteraksi dengan teman-temannya. Meskipun demikian, tidak ada yang menyangka bahwa RA akan mengambil tindakan tragis seperti ini. Pihak kepolisian juga menemukan beberapa catatan pribadi di kamar korban yang mengindikasikan adanya permasalahan psikologis yang dialaminya.
Kapolsek Dukuh Pakis, Kompol Agung Widoyoko, membenarkan adanya kejadian tersebut. “Kami menerima laporan dari pihak apartemen terkait adanya seorang pria yang ditemukan tergeletak di area parkir belakang dalam kondisi meninggal dunia. Setelah melakukan identifikasi, korban diketahui adalah seorang mahasiswa. Dugaan kuat sementara ini, korban meninggal dunia akibat bunuh diri dengan cara melompat dari lantai 22,” jelas Kompol Agung saat memberikan keterangan kepada awak media di lokasi kejadian pada Jumat (9/5/2025) dini hari. Pihaknya juga menambahkan bahwa tim Inafis Polrestabes Surabaya telah melakukan olah TKP dan jenazah korban telah dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya untuk dilakukan visum et repertum.
Lebih lanjut, Kompol Agung mengimbau kepada masyarakat, khususnya para mahasiswa dan generasi muda, untuk tidak ragu mencari bantuan profesional jika mengalami permasalahan psikologis atau diduga depresi. “Kesehatan mental adalah hal yang sangat penting. Jangan merasa malu atau takut untuk mencari bantuan kepada psikolog, psikiater, atau orang-orang terdekat yang dapat memberikan dukungan,” pesannya. Pihak kepolisian juga akan melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan penyebab pasti kejadian ini, termasuk mendalami riwayat kesehatan mental korban dan keterangan dari pihak keluarga serta teman-temannya. Peristiwa tragis ini menjadi pengingat akan pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental dan perlunya dukungan sosial bagi mereka yang diduga depresi. Pihak kampus tempat korban belajar juga menyatakan belasungkawa dan akan memberikan pendampingan psikologis bagi rekan-rekan korban yang terdampak.